Pertimbangkan Tindak Pembedahan Terhadap Seorang Bayi Pengidap Obesitas di Kabupaten Bekasi

- 6 Maret 2023, 22:08 WIB
Capaian RSCM yang membuat bangga, menempati posisi 36 dalam peringkat The Most Reputable Academic Medical Center Tahun 2023 dari Brand Finance.
Capaian RSCM yang membuat bangga, menempati posisi 36 dalam peringkat The Most Reputable Academic Medical Center Tahun 2023 dari Brand Finance. /

 

Berita KBB – Setelah maraknya kabar terkait seorang bayi yang mengidap obesitas di Kabupaten Bekasi, peristiwa tersebut cukup menuai pembicaraan di berbagai kalangan masyarakat yang turut menuturkan rasa prihatin atas apa yang dialami oleh seorang bayi berusia 16 bulan bernama Muhammad Kenzie Alvaro tersebut.

Diketahui bahwa Kenzie mengidap penyakit obesitas oleh sebab kelainan genetic, Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa memang terdapat kelainan genetik yang menjadi salah satu faktor penyebab Kenzie mengidap obesitas.

Dirinya juga menerangkan bahwa kondisi saat ini, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang menangani Kenzie sedang dalam upaya pertimbangan untuk melakukan tindak pembedahan.

Baca Juga: Menjaga Performa Motor Matic Agar Tetap Awet, Kenali 9 Cara Perawatannya!

"Kami akan melakukan evaluasi apakah perlu melakukan tindakan bedah," ujar Dante Saksono Harbuwono pada Jumat, 3 Maret 2023, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Dijelaskan Wamenkes, tindakan bedah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kasus obesitas pada bayi Kenzie adalah dengan cara memendekkan panjang usus pasien. Dengan tindakan tersebut, Wamenkes meyakini serapan makanan akan lebih rendah dari jumlah biasanya.

Lebih lanjut, tim bedah RSCM masih melakukan observasi terhadap Kenzie dengan memperhatikan kondisi tubuh seusianya. "Kami sedang evaluasi apakah cukup umur untuk melakukan tindakan bedah dan edukasi setelah perkembangan," ujar dia.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur RSCM Jakarta Lies Dina Liastuti. Lies Dina Liastuti menerangkan terkait penelusuran penyebab obesitas pada Kenzie yang tidak mudah ditemukan

"Enggak mudah untuk mencari penyebabnya, bukan hanya karena pola makan, tapi karena masalah faktor genetik," ujar Lies Dina Liastuti menuturkan. "Saat ini, (kasus itu) sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar," ujarnya lagi.

Baca Juga: Tingkatkan Performa Kendaraan, Berikut 7 Keunggulan Oli Mesin Bagi Motor Matic Beserta Harganya

Kronologi terjadinya obesitas yang dialami oleh bayi Kenzie

Ibunda bayi itu, Pitria (40), mengungkap kronologi bagaimana anaknya didiagnosis menderita obesitas. Menurut Pitria, mulanya dia tidak mengira Kenzi mengidap obesitas karena Kenzi tampak masih dalam kondisi sehat dengan berat badan berlebihan itu, tidak ada keluhan sesak napas atau penyakit lainnya.

"Alhamdulillah anak saya normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan. Dia tidurnya saja juga terlentang," ujar Pitria. "Saya sudah konsultasi ke dokter, juga memang dia pertumbuhannya begitu," ujar dia.

Meski begitu, Pitria mengaku bahwa Kenzi amat bergantung pada susu formula yang bisa dikonsumsi empat kali dalam sehari.

Hingga akhirnya, Pitria menyadari Kenzi mulai bertambah berat badan saat menginjak usia enam bulan. "Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan (berat badan) mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," ujarnya lagi.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah