Jokowi: Pemerintah Daerah Harus Waspadai Peringatan Dunia tentang 'Neraka' Iklim!

- 14 Juni 2024, 13:33 WIB
Presiden Jokowi: Saya kira bapak ibu semua sudah dengar warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Hati-hati!
Presiden Jokowi: Saya kira bapak ibu semua sudah dengar warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Hati-hati! //Antara

BERITA KBB - Warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Hati-hati, Pemerintah Daerah Harus Waspadai peringatan tersebut.

Hal itu, disampaikan Presiden Jokowi kepada seluruh kepala daerah yang hadir dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Gedung Istana Negara Jakarta, Jumat 14 Juli 2024.

"Saya kira bapak ibu semua sudah dengar warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Hati-hati," kata Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, dalam 1 tahun terakhir masyarakat Indonesia merasakan gelombang panas. Bahkan, di India menyentuh 50 derajat Celcius, dan di Myanmar 45,8 derajat Celcius.

Baca juga: KAI Tambah Belasan Kereta Antisipasi Lonjakan Penumpang Idul Adha

Selain itu, Jokowi pun mengungkapkan, bahwa Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga menyatakan pembiaran pada ancaman iklim panas dapat memicu kelaparan pada 2050.

"Diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, tidak ada air, dan akan masuk pada kekurangan pangan. Jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas," ujarnya.

Situasi itu, menurut Kepala Negara dapat berimplikasi pada laju inflasi nasional, yang kini berada pada angka yang baik di kisaran 2,84 persen. Angka tersebut berpotensi terkerek naik, akibat produksi dan stok pangan yang kurang.

"Artinya, harga pasti akan naik, otomatis itu, hukum pasar yang seperti itu, dan itu adalah urusan kehidupan manusia. Begitu produksi, karena panas, urusan air tidak kita urus, produksi turun, stok menipis," ucapnya menegaskan.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah