Inilah Sosok Wisudawan Terbaik, Termuda, dan Tercepat di Unisba

3 Maret 2024, 13:44 WIB
Isty Rizky Sofia dan Ratu Tasya Alieska dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba menjadi wisudawan terbaik jenjang Sarjana. /istimewa/

BERITA KBB - Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Wisuda Gelombang I Tahun Akademik 2023-2024 yang dilaksanakan di Aula Kampus Utama Unisba, pada Sabtu-Minggu (02-03/03/2024).

Pada wisuda tersebut, Unisba juga melantik wisudawan yang dinobatkan sebagai terbaik, termuda, dan tercepat.

Isty Rizky Sofia dan Ratu Tasya Alieska dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba menjadi wisudawan terbaik jenjang Sarjana.

Baca Juga: Lantik 1.566 Wisudawan, Rektor Sebut Lulusan Unisba Kompeten dan Berakhlak

Keduanya meraih  IPK nyaris sempurna yakni sama-sama 3,98 dengan Predikat Pujian dan berhasil menempuh studi selama 7 semester atau tiga setengah tahun, serta sama-sama lulus pada 01 Februari 2024.

’Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2020-2022)’ menjadi judul skripsi yang mengantarkan Isty menjadi Sarjana, sedangkan ’Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial terhadap Volatilitas Idiosinkratik Return Saham dan Asimetri Informasi sebagai Variabel Moderating’ merupakan judul skripsi dari Ratu.

Tentu IPK tersebut tidak mereka raih dengan mudah. Isty yang lahir di Garut pada 01 April 2002 mengungkapkan jika semua forum, tugas dan kuis yang diberikan oleh dosen selalu dikerjakan, juga memaksimalkan dalam persiapan dan pengerjan ujian baik saat UTS maupun UAS sehingga bisa memperoleh nilai yang besar.

Baca Juga: Ada Puluhan Perusahaan dan Ribuan Lowongan Kerja di Unisba Career Expo 2024

Meski menurutnya, kesulitan sempat dihadapi namun hal tersebut mampu diatasi dengan terus banyak belajar dan melakukan manajemen waktu dengan baik.

Sama halnya dengan Ratu yang lahir di Purwakarta pada 08 Januari 2001, ia selalu mempertahankan IPK yang tinggi dengan selalu mengikuti berbagai kegiatan perkuliahan serta mengerjakan seluruh tugas, kuis, dan forum yang diberikan dosen.

Pengalaman tak terlupakan bagi keduanya adalah peralihan dari perkuliahan daring ke luring.

Baca Juga: Pengabdian Kepada Masyarakat, Mahasiswa Unisba Deteksi Stunting Melalui Pemdampingan Anthropometri

"Semester empat perkuliahannya daring karena pandemi Covid-19. Lalu saat masuk semester lima udah langsung luring mulai agak kaget dimana masuk semester itu lumayan perkuliahannya karena mengambil 24 SKS. Tapi ya karena saat kuliah menggunakan Zoom selalu jawab pertanyaan dari dosen-dosen, jadi di semester lima itu dosen udah tau saya karena sering juga diajak bikin artikel sama dosen-dosen,” ungkap Ratu.

Lain halnya dengan Isty yang berasal dari Kota Bandung ini harus merasakan perjuangan untuk pulang pergi dari rumah ke kampus ketika mulai kembali berkuliah secara luring.

"Belajarnya sama saja antara luring dan daring, namun ketika mulai luring harus mau berjuang bulak-balik dari rumah ke kampus,” ucapnya.

Baca Juga: Tampung Ide Kreatif dan Inovatif, Prodi Manajemen FEB Unisba Gelar Student Creativity 2023

Keduanya pun memberikan pesan-pesan bagi juniornya khusunya di Program Studi Akuntansi agar bisa memperoleh IPK maksimal. Ratu memberikan pesan agar sudah memikirkan skripsi di semester empat, bukan saat masuk di semester tujuh.

”Karena di semester lima itu sudah memilih peminatan, sehingga nanti skripsinya mudah untuk mencari judul skripsi. Jadi setidaknya sebelum mengambil skripsi sudah tau judul yang bakal diambil,” ujarnya.

Sedangkan Isty berpesan untuk lebih rajin dalam mengikuti dan mengerjakan ujian, dan berbagai komponen perkuliahan seperti tugas, kuis, dan forum karena menjadi poin yang berpengaruh dalam penilaian akhir. Selain itu juga dengan memaksimalkan ujian baik saat UTS maupun UAS.

Baca Juga: Terapkan Pengetahuan dan Kemampuan, 168 Mahasiswa FK Unisba Ikuti EDRM

Di usianya ke 20 tahun 4 bulan 0 hari, Stevia Zahra Rasyod Khoto dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi FEB. Ia pun dinobatkan sebagai wisudawan termuda.

Stevia yang lahir di Karawang pada 15 September 2003 ini mengatakan bahwa diusianya saat ini bisa menjadi Sarjana karena ketika usianya menginjak lima tahun sudah mengenyam bangku SD.

”Dulu masuk SD di usia lima tahun karena ikutan temen-temen main di rumah. Temen-temen itu banyak usianya lebih tua satu tahun dan mereka masuk SD duluan, jadi saya ingin ikut sekolah juga,” ungkapnya.

Stevia Zahra Rasyod Khoto dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi FEB

Baca Juga: KKL Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba Ramu Kembangkan Desa Wisata Laksana

Anak ke tiga dari tiga bersaudara ini menjadi mahasiswa baru Unisba saat usianya menginjak 17 tahun. Ia berhasil menyelesaikan studi selama tiga setengah tahun dan lulus pada 01 Februari 2024, serta meraih IPK 3.73 Predikat Pujian.

Adapun skripsi yang mengantaraknnya menjadi Sarjana Akuntansi berjudul ”Pengaruh Pembiayaan UMKM terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah dengan Kredit Bermasalah sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Bank Syariah yang Terdaftar di OJK Periode Tahun 2018-2022)”.

Stevia mengungkapkan rasa syukurnya karena banyak hal yang positif yang diperolehnya selama menjadi mahasiswa Unisba.

Baca Juga: Mahasiswanya Menggelapkan Uang, Ini Tanggapan Unisba

”Lingkungan selama perkuliahan betul-betul positif. Ingin maju dan difasilitasi juga sama fakultas, selalu ada jalannya. Kalau ada kesusahan atau apa pun pasti ada bantuannya dari lingkungan seperti temen-teman yang selalu bareng-bareng juga. Saya juga bisa cepet lulus karena bantuan dari lingkungan baik dari temen maupun peran dosen dan sivitas akademika lainnya. Sampai saat ini pun tidak ada yang tidak berkenan karena kalau ada kesusahan itu selalu dibantu jadi cekatan juga,” terangnya.

Stevia juga sempat mengikuti Kopma (Koperasi Mahasiwa) Unisba sebagai Staf Akuntansi. Ia juga tercatat pernah meraih dua kali medali Silver di lomba iCEBIV kategori Business Plan Battle. Selain itu juga Stevia pernah mengikti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) batch 2 ke Unisversotas Katolik De la Selle Manado selama satu semester di semester kelima.

Ia pun mengungkapkan bahwa meski perkuliahan tatap muka hanya dilaksanakan selama dua semester saja karena awal perkuliahan sampai semester empat harus berkuliah online di masa pandemi Covid-19 dan semester berikutnya mengikuti program MBKM, Stevia tidak tertinggal untuk materi perkuliahan karena teman-temannya yang selalu support dan saling membantu jika ada kesulitan.

Baca Juga: Pengabdian Kepada Masyarakat, Dosen UPPM-FK Unisba Khitan Puluhan Anak di Kabupaten Bandung


Setelah menyandang gelar Sarjana Akuntansi, Stevia yang bercita-cita menjadi Akuntan Publik rencananya akan melamar pekerjaan sesuai dengan bidang pendidikannya, meski terlintas untuk melanjutkan studi ke jenjang Magister. ”Sekarang saya ingin belajar dari pengalaman dulu karena beberapa pengalaman ga bisa didapatkan dibangku sekolah kaya learning by expreince,” tutupnya.

Nadya Putri Arini dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba dinobatkan menjadi wisudawan tercepat dengan menempuh studi S1 selama 3 tahun 2 bulan 28 hari, serta meraih IPK 3,85 Predikat Pujian yang lulus pada 29 November 2023.

Perempuan asal Kabupaten Cianjur lulusan SMAN 1 Cianjur ini masuk sebagai mahasiswa baru Unisba pada tahun 2020.

Nadya Putri Arini dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba dinobatkan menjadi wisudawan tercepat

Baca Juga: Meminta Hujan Turun, Unisba Gelar Shalat Istisqa dan Doa Bersama

Nadiya sapaaan akrabnya mengungkapkan bahwa lulus dengan cepat merupakan target awalnya ketika  memasuki bangku kuliah.

Meski ia sempat mendengar informasi bahwa di Fikom Unisba untuk bisa lulus selama 3,5 tahun bukan hal yang mudah. ”Sempat dengar katanya Fikom ga mudah lulus 3,5 tahun, namun saya coba jalanin aja dulu,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu perkuliahan, Nadya memutuskan konsisten dalam mengambil semester antara maski hanya seorang diri.

Selain itu ia selalu mengupayakan mengambil 24 SKS di setiap semester reguler.

Baca Juga: Milad ke-65, Unisba Tingkatkan Kolaborasi Heptahelix

Ia menceritakan bahwa saat transisi dari semester enam ke tujuh, memperoleh informasi bahwa Fikom Unisba mengeluarkan kebijakan dapat mengambil Mata Kuliah Seminar di pertengahan semester tersebut. Kesempatan tersebut pun tidak Nadya sia-siakan untuk mengambil Mata Kuliah tersebut.

Kabar baik pun terus Nadya peroleh, salah satunya dari Kaprodi Ilmu Komunikasi Fikom Unisba yaitu penelitian di Mata Kuliah Seminar bisa dilanjutkan ke Skripsi sehingga bisa langsung lanjut ke BAB 5. ”Ini peluang saya agar bisa lulus lebih cepat lagi,” ungkapnya.
”Dari situ saya tidak ninggalin skripsi dan bener-bener langsung ngerjain revisi dan lanjut ke BAB empat dan lima. Meskipun saat itu belum bisa kontrak skripsi dan saya mulai ngolah data dan lainnya. Ga ada istirahatnya, alhamdulillah awal November bisa daftar sidang skripsi,” ujarnya.

Adapun judul skripsinya adalah ’Peran Sosial Media Spesialis dalam Membangun Image Pemerintah Kota Bandung di Media Sosial’.
Dosen pembimbingnya, Raditya Pratama Putra, S.I.Kom., M.I.Kom., menurut Nadya, sangat mendukung dan mendorongnya agar bisa lulus secepatnya. ”Diawal memang sudah diskusi dengan Dosen Pembimbing ingin lulus cepet dan amat sangat dibantu,” ungkapnya.

Baca Juga: Unisba Beri Penghargaan Kepada Bupati Kotabaru

Nadya juga aktif di Protokoler Unisba. Saat penyusunan skripsi menurut Nadya, aktivitas di Protokoler sedang tidak sibuk-sibuknya dan sudah menjadi Staf Ahli sehingga tidak terlalu sering terjun ke lapangan dan hanya mengawasi juniornya saja yang bisa dilakukan dimanapun.

Ia berpesan, agar jangan takut bermimpi, selalu yakin dan jangan ragu. ”Buktikan bahwa mimpi bisa jadi kenyataan dan abaikan omongan orang lain. Juga tidak patah semangat dan tidak mala-malasan, insya Allah bisa terwujud,” tutupnya.***

 

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler