"Kegiatan pelayanan kefarmasian yang hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditas, berubah orientasinya menjadi pelayanan yang secara komprehensif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien," jelas Yana.
Menurutnya, dengan paradigma "patient oriented", apoteker harus meningkatkan kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien.
"Bentuk interaksi itu antara lain pemberian informasi obat dan monitoring penggunaan obat supaya hasil akhir pengobatan dapat tercapai," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung, Yena Iskandar mengatakan, organisasinya memang memiliki tugas untuk membina, menyayomi, hingga memberdayakan.