Gitasav: Childfree Anti-Aging Alami, Peneliti Sebut Menjadi Orang Tua Dapat Hidup Lebih Lama

9 Februari 2023, 08:51 WIB
Tangkapan layar Instagram Gita Sav. Gitasav: Childfree Anti-Aging Alami, Peneliti Sebut Menjadi Orang Tua Dapat Hidup Lebih Lama /

BERITA KBB-Gitasav, seorang konten kreator, secara terang-terangan mengatakan jika ia dan pasangan telah mengambil keputusan untuk childfree.

Melalui keputusan tersebut, banyak netizen terbelah menjadi kubu pro dan kontra. Seperti halnya trending kali ini, akibat argumen Gita yang menimpali komentar netizen di Instagram, dengan menyebut childfree sebagai anti-aging alami,

“Tidak memiliki anak memang merupakan anti penuaan alami. Kamu bisa tidur selama 8 jam setiap hari, tanpa stres mendengar teriakan anak-anak. Dan ketika akhirnya memiliki keriput, kamu punya uang untuk membayar botox,” ujar Gita.

Baca Juga: Mobil Listrik Nissan Terbaru Akan Segera Hadir dengan Baterai 'solid-state' Pengisian Tiga Kali Lebih Cepat

Lagi-lagi, komentar itu menuai banyak kritikan. Netizen menilai Gitasav telah menyinggung banyak orang tua di luar sana. Terlepas dari komentar itu, benarkah argumen Gitasav jika dengan tidak memiliki anak dapat membuat individu menjadi awet muda? Mari kita cek fakta!

Berangkat dari teori disposable soma dan telomer

Hipotesis disposable soma atau soma sekali pakai adalah prediksi yang mengatakan bahwa investasi yang lebih tinggi dalam reproduksi atau kondisi yang keras di awal kehidupan, akan menyebabkan onset yang lebih awal, yaitu peningkatan laju penuaan.

Dalam hal ini, orang tua, dikatakan untuk setiap ons energi yang digunakan saat mengasuh anak adalah satu ons energi yang sebenarnya dapat digunakan untuk memelihara atau memperbaiki kesehatan organisme yang lebih besar. Para ahli sepakat jika, para ibulah yang lebih menderita daripada para ayah.

Baca Juga: Keseruan Saat Ketua Bhayangkari Ranting Polsek Jagakarsa Geruduk Anak-Anak TK

Sehingga, akibat dari investasi yang terlalu rendah dalam perbaikan diri, akan menjadi tidak sehat secara evolusioner karena organisme tersebut kemungkinan besar akan mati sebelum usia reproduksi. Peneliti memprediksi bahwa keturunan dari ibu dengan ketersediaan sumber daya yang rendah akan memiliki umur yang lebih pendek.

Sementara, telomere atau telomer yang merupakan segmen sekuen DNA non-coding yang terdapat di ujung kromosom, memiliki tugas untuk melindungi DNA, memungkinkan sel kita membelah, yang memengaruhi bagaimana sel menua.

Semakin pendek telomer setiap kali sel menduplikasi DNA, membuat sel tidak mampu bereproduksi dan menyebabkannya mati. Karenanya, seiring bertambahnya usia dan saat sel membelah dan bereplikasi, telomer tersebut memendek.

Kasus tersebut pun terjadi pada wanita yang memiliki anak, semakin banyak anak yang dimiliki, telomer wanita akan semakin pendek.

Dari hasil penelitian, pakar menilai menjadi orang tua dapat menekan risiko kematian

Meski begitu, sebuah studi mengklaim jika tingkat oksitosin melonjak pada wanita hamil dan menyusui, hormon oksitosin ini berguna untuk membuat orang merasa santai, menimbulkan kepercayaan, menurunkan stres, serta kecemasan.

Dalam sebuah penelitian di tahun 2012 terhadap 21.000 pasangan tanpa anak yang menjalani perawatan kesuburan, mereka yang akhirnya memiliki anak secara biologis atau melalui adopsi, memiliki risiko kematian dari penyebab apa pun seperempat dari mereka yang tetap tidak memiliki anak.

Studi lain juga mengungkapkan, melalui pelacakan masa hidup komunitas Amish-Amerika dari tahun 1749 hingga 1912, menemukan fakta bahwa umur panjang orang tua meningkat sejalan dengan jumlah anak.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler