Dmitry Medvedev Bilang Rusia Bisa Hentikan Perang dengan Ukraina, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Amerika

24 Februari 2023, 17:33 WIB
Dmitry Medvedev bersama Vladimir Putin /Youtube/GIS/

Berita KBB - Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu 22 Februari 2023 kemarin mengatakan, Rusia akan menghentikan perang dengan Ukraina, asalkan Amerika Serikat berhenti menyuplai senjata ke pihak lawannya itu.

Medvedev menyebut, Amerika Serikat telah menyuplai persenjataan dalam jumlah masif ke Ukraina. Hal itu diduga bertujuan mengalahkan, menahan, dan menghancurkan Rusia.

Selain itu, jika negaranya menghentikan perang yang disebut operasi khusus itu tanpa kemenangan, maka Rusia tidak akan ada lagi dan hancur. Perang hanya akan berakhir jika Amerika Serikat berhenti mengirimkan senjata ke Kyiv.

Baca Juga: Bank Ukraina Luncurkan Seri Uang Kertas Baru, Abadikan Rekam Visual 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina

“Ini (menyuplai senjata ke Ukraina, red) adalah kesalahan besar Amerika Serikat. Kesalahan yang lahir dari mania gradiosa, rasa superioritas dan impunitas mereka,” tegasnya, seperti dikutip dari AA, Jumat 23 Februari 2023.

Lanjut Medvedev, sudah jelas bagi semua kekuatan bahwa jika Amerika Serikat ingin mengalahkan Rusia, maka semua pihak berada di ambang konflik global. Negeri Beruang Merah itu berhak membela diri dengan senjata apapun, termasuk nuklir.

Terkait pidato Presiden Rusia Vladimir Putin Selasa 21 Februari 2023 lalu, Medvedev menanggapi bahwa keputusan yang diambil Putin terkait penangguhan partisipasi dalam perjanjian New Start, sebenarnya sudah lama tertunda.

Baca Juga: Bosscha Café Resto Pusat Kota Bandung yang Menampilkan Sejarah

Menurutnya, dengan menjauhnya Rusia dari perjanjian New Start, akan menimbulkan gaung besar di seluruh dunia, khususnya Amerika Serikat. Rusia berpaling dari perjanjian itu agar Barat tidak dapat mengalahkannya dan membuat elit Amerika memikirkan tindakan mereka.

“Kami juga akan memantau reaksi kekuatan nuklir anggota Nato lainnya, Perancis dan Inggris. Kekuatan nuklir strategis mereka tidak meliputi keseimbangan hulu ledak nuklir dan kapal induk dalam persiapan perjanjian antara Uni Soviet dan Amerika Serikat,” katanya.

Adapun mengenai pidato Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Warsawa Polandia, Medvedev mengomentari, Biden berbicara tentang masyarakat Rusia di depan kerumunan orang Polandia.

Baca Juga: Tokoh dan Penggiat Lingkungan Jawa Barat Eka Santosa Dukung Iwan Bule Untuk Jadi Gubernur Jabar di Pilgub 2024

Dengan pedas ia mengatakan bahwa pidato Biden tersebut adalah khutbah ala tradisional Mesianik Amerika yang sesuai dengan kepikunannya. Mantan Presiden Rusia periode ‪2008 - 2012‬ itu juga menyebut argumen Biden tidak adil dan konyol.

“Siapa laki-laki tua aneh ini, bicara dengan tatapan bingung orang Polandia? Kenapa dia memohon-mohon pada orang-orang di negara lain saat dia punya banyak masalah di dalam (negeri, red)?” tanyanya.

Medvedev juga mempertanyakan alasan Rusia untuk mendengar perkataan seorang politisi dari negara musuh yang menebar kebencian terhadap negaranya.

“Kenapa masyarakat Rusia harus mempercayai pemimpin Amerika Serikat yang melancarkan perang terbesar di abad 20 dan 21, tapi mengecam kami dengan agresif?” pungkasnya.***

 

 

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler