Rusia Sambut Baik Rencana Perdamaian dari Cina, Xi Jinping Akan Telepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

- 21 Maret 2023, 14:25 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. /Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS/

 

Berita KBB - Rusia menyambut baik rencana perdamaian yang diajukan Cina untuk menyelesaikan perang antara pihaknya dengan Ukraina, yang saat ini sudah memasuki bulan ke-13. Perang Rusia dan Ukraina diketahui dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.

 

Sebelum kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Rusia pada Senin 20 Maret 2023 kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kesediaan Cina untuk ikut bermain peran dalam menyelesaikan krisis akibat perang Rusia dan Ukraina.

 

“Kami sangat berterima kasih pada Cina yang berimbang terkait peristiwa yang terjadi di Ukraina, memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya. Kami menyambut kesediaan Cina untuk memainkan peran membangun dalam menyelesaikan krisis ini,” ujar Putin.

 

Dilansir The Guardian, Selasa 21 Maret 2023, dengan masuknya Cina ke dalam penyelesaian konflik dengan Ukraina, Putin menyebut dirinya punya harapan besar dengan kunjungan Xi yang dianggapnya sebagai kawan lama yang baik.

Baca Juga: Rudal Jelajah Rusia di Dzhankoi Krimea Hancur, Diduga Akibat Serangan Drone Ukraina

Di sisi lain, Presiden Xi Jinping diketahui tengah mendorong Cina untuk memainkan peran lebih dominan dalam mengurus permasalahan global. Sebelumnya, pihaknya mengusulkan 12 poin rencana perdamaian untuk menyelesaikan perang Rusia dan Ukraina.

 

Menurut CGTN, 12 poin rencana perdamaian tersebut antara lain saling menghormati kedaulatan semua negara, meninggalkan mentalitas Perang Dingin, menghentikan kejahatan, melanjutkan perbincangan perdamaian, serta menyelesaikan krisis kemanusiaan.

 

12 poin rencana perdamaian itu juga termasuk melindungi warga sipil dan tawanan perang, menjaga instalasi listrik tenaga nuklir tetap aman, mengurangi risiko strategis, memfasilitasi ekspor gandum, menghentikan sanksi unilateral, menjaga rantai pasokan dan industri aman, dan mempromosikan pembangunan kembali pascakonflik.

 

Diketahui, 12 poin rencana perdamaian tersebut tidak menyebutkan detail-detail penting, seperti apakah pasukan Rusia harus mundur dari Ukraina. Menurut Xi sendiri, proposal yang diabaikan pihak Barat itu mewakili kesatuan pandang dunia sebanyak mungkin.

 

Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Senin 20 Maret 2023 kemarin mengatakan, kedua pemimpin akan mendiskusikan rencana perdamaian tersebut dalam satu atau lain cara.

Baca Juga: Kecam Kunjungan Xi Jinping Ke Rusia Pasca Keluarnya Perintah Penangkapan Putin, AS: Jangan Sampai Terkecoh

“Topik yang diajukan dalam rencana ini akan dibahas dalam pertukaran pandang terhadap Ukraina antara Putin dan Xi. Klarifikasi besar akan diberikan Presiden Putin, sehingga Presiden Xi dapat lebih dulu mengetahui apa yang terjadi dari sisi Rusia,” ujar Peskov.

 

Diketahui, setelah selesai melakukan kunjungan ke Moskow, Xi akan melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

 

Sementara itu, Ukraina menyebut bahwa segala pembicaraan akan bergantung pada pemulihan penuh wilayah Ukraina.

 

“Rumus untuk keberhasilan implementasi rencana perdamaian Cina: Poin pertama dan utamanya adalah tentang mundurnya pasukan pendudukan Rusia,” ujar Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov.***

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x