BERITA KBB- Singapura merupakan salah satu negara tujuan terfavorit calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjanjikan masa depan lebih baik.
Bagi Ervina Irma Silkyarahmah, Singapura adalah tempat pilihan untuknya meraih gelar sarjana sambil meraup dolar dan jalan-jalan.
Vina (nama panggilan) sengaja ke singapura menjadi pekerja migran sektor domestik demi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agar bisa menggapai gelar S1 dan S2 lalu mengeja-citanya menjadi dosen. Definisi mahasiswa berkedok PMI.
Meski bermula dari patah hati yang menguatkan Vina nekad ke Singapura, ada banyak adaptasi dalam pekerjaan yang harus dijalani untuk bisa sampai ke titik melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Pernah bekerja sebagai Sales Associate di salah satu perusahaan leasing di Batam selama 4 tahun yang melatih kemampuan soft skill-nya menjadi bekal berharga bagi Ervina Irma Silkyarahmah untuk beradaptasi dengan cepat di Singapura terutama dalam berkomunikasi dengan pemberi kerja.
Vina mengatakan bahwa pengalaman bekerja selama 4 tahun itu membuatnya jadi sosok yang lebih giat bekerja, sabar dan juga bisa berkomunikasi dengan lebih baik tanpa merasa rendah diri, bahkan dengan orang baru sekalipun.
"Cinta tak selamanya indah dek", kata Vina saat mengingat nasehat sepupunya yang kebetulan juga kerja di Hongkong sambil kuliah. Dari sepupunya itu Vina tahu bahwa dengan menjadi PMI, tak hanya gaji tinggi yang dijanjikan tapi ada gelar sarjana menanti untuk diraih.
Pada tahun 2021 akhirnya Vina menginjakan kaki untuk pertama kali di Singapura, Ia melakukan adaptasi selama beberapa bulan hingga akhirnya menemukan apa yang ia cari.
Akhir 2021, Vina menemukan video TikTok mengenai Kerja sambil kuliah di Universitas Terbuka Singapura.
Saat ini gadis cantik berdarah Jawa asal Lampung ini merupakan mahasiswa UT Singapura semester 3 jurusan Sastra Inggris Minat Penerjemahan.
Selain bekerja sambil kuliah, Irma Ervina Silkyarahmah tergabung dalam grup tari GeulisNa UT RiSing untuk menyalurkan hobinya. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai seni tari tetapi dulu tidak berani untuk tampil didepan banyak orang.
Rekan grup tari juga sesama mahasiswa di AM UT RiSing merupakan support system yang banyak berkontribusi menyemangati Vina.
Kedua orangtuanya, pasangan Samirun/Usna Suyanti juga menjadi motivasi tersendiri bagi Vina.
Meski Kesulitan mengendalikan demam panggung, terkendala latihan yang tak tentu waktu karena harus kerja, Vina tetap bisa mengatur jadwal mengerjakan tugas kuliah dan menari tanpa mengganggu pekerjaannya.
Ia meluangkan waktu setidaknya 2 jam untuk latihan setelah bekerja. Tak lupa memberikan semangat kepada diri sendiri dengan membiasakan melakukan afirmasi setiap pagi bahwa ia mampu dan bisa menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan diri.
Vina berpesan untuk teman-teman PMI yang ingin belajar tari, "lakukan apa yang kamu sukai. Jika menari adalah hobimu maka lakukanlah. Jika bukan kita lalu siapa yang melestarikan budaya Indonesia"
Selain itu ia berharap teman-teman PMI terus semangat, selalu sehat, dekatkan diri pada sang pencipta, dan terus belajar mengembangkan diri.
"Kerja bukan alasan untuk berhenti menuntut ilmu. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Maka teruslah belajar untuk mengembangkan dirimu Mungkin banyak yang sedang berjuang untuk keluarga nya, anaknya, dirinya sendiri. Tetapsemangat pahlawan devisa. Semoga perjuangan dan pengorbanan kita menjadi amal pahala buat kita semua". kata Vina mengakhiri sesi wawancara online melalui Whatsapp pada Minggu, 21 April 2024.
Demikian kilas kisah dari Irma Ervina Silkyarahmah, Mahasiswa UT Singapura berkedok PMI yang memilih glow up dan fokus mengembangkan diri setelah patah hati. ***