Danis menyebut, melestarikan budaya warisan leluhur (bahasa Sunda) dirasa sangat perlu bagi siswa di tengah gempuran teknologi dan derasnya arus informasi.
“Di tengah berbagai kendala apalagi pesatnya teknologi informasi dan budaya lain masuk, kita harus tetap berusaha dan melestarikan bahasa Sunda,” jelasnya.
Menurut Danis, untuk melestarikan budaya dan berbahasa sunda bukan hanya seremonial atau peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional setiap 21 Februari. Jauh dari itu, dalam metode belajar siswa juga diterapkan untuk ngamumule budaya Sunda.
“Bahkan dalam kegiatan hari ini juga digelar kegiatan permainan tradisional yang dimainkan oleh seluruh siswa SMP Darul Hikam. Alhamdulillah, responnya bagus dan melatih aspek sosial, kekompakan dan kebersamaan,” terangnya.
Baca Juga: Kenali Bahaya Teh Daun Jati Cina saat Anda Terlalu Berlebihan Mengkonsumsinya, Jangan Salah Kaprah!
“Permainan tradisional yang digelar seperti congklak, Sapintrong dan main kelereng. Ada 20 permainan tradisional yang dipakai semua, dan diikuti semua siswa,” sambungnya.