Network
“Semuanya terbakar hangus. Banyak yang kehilangan rumahnya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Ketika di Myanmar kami menghadapi banyak masalah, rumah kami dibakar. Sekarang terjadi lagi,” ujar pria beranak 6 tersebut.
Di sisi lain, UNHCR di Bangladesh dalam akun Twitter mengatakan, pihak relawan pengungsi Rohingnya merespon kebakaran itu dengan dukungan pihak berwenang dan rekanan.
Diketahui, kamp pengungsian di Cox’s Bazar memang rawan terjadi kebakaran. Dalam kurun waktu Januari 2021 hingga Desember 2022 saja, menurut laporan Kementerian Pertahanan Bangladesh, sudah terjadi 222 insiden kebakaran di pengungsian Rohingya.
Dari jumlah tersebut, 60 di antaranya merupakan kebakaran yang dilakukan secara sengaja oleh pihak tertentu.
Sebelumnya, pada Maret 2021 lalu, terjadi kebakaran hebat di kamp pengungsian Rohingya. Kejadian yang menewaskan 15 orang itu menjadi kebakaran yang terburuk dalam sejarah pengungsi Rohingya.
Sebagai informasi, lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah tersebut termasuk 740.000 pengungsi yang menyeberangi perbatasan sejak Agustus 2017.
Sejak 2021, kondisi pengungsi Rohingya semakin memprihatinkan setelah militer mengambil alih Myanmar. Mereka yang mengungsi di luar Myanmar pun gagal dikembalikan ke wilayah asalnya.***
