Sudah Ribuan Tahun! Begini Sejarah Lengkap Awal Mula Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

- 29 Oktober 2020, 08:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 2020.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 2020. /Instagram/@rterdogan/

Selain itu, Sultan Shalahuddin tetap mempertahankan perayaan Maulid Nabi dan membersihkan perayaan-perayaan lain yang tak sesuai akidah ahlus sunnah.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi Tahun Ini Berbeda, Menag Minta Umat Islam Perbanyak Sholawat

Dalam hal ini ada proses kompromi beberapa teori hasil dari beberapa teori sejarah sebelumnya tanpa harus ada pertentangan. Maulid Nabi ini mulanya diadakan Dinasti Ubaid di Mesir.

Perayaan Maulid Nabi tersebut satu di antara sekian banyak perayaan yang dilakukan tak lebih untuk membangun citra dan juga mendapatkan dukungan rakyat Mesir. Sebab itu dilakukan secara terpaksa oleh Syiah Ubaidiyah yang sebelumnya dihancurkan oleh kaum Muslimin Tunisia.

Dengan kedatangan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menguasai Mesir ini merupakan berkah bagi kaum Muslimin. Shalahuddin berjuang kera agar haluan akidah rakyat Mesir kembali ke pangkuan ahlus sunnah, dengan pendekatan-pendekatan kultural.

Kala itu pelaksanaan Maulid Nabi di Mesir mengundang ketertarikan Gubernur Irbil, Irak Muzhaffar Kukabri, hingga Sultan Shalahuddin menikahkan seorang laki-laki dengan saudara perempuannya Rabiah Khatun bintu Ayyub.

Baca Juga: Menaker Pimpin Forum Kerjasama ASEAN Bidang Ketenagakerjaan

Kemudian kebutuhan peringatan Maulid Nabi ini pula dirasakan mendesak, ketika kam Muslimin mengalami kelemahan dan kelelahan akibat perang terus-menerus menghadapi kaum Salibis Eropa.

Kala itu, Sultan Shalahuddin memanfaatkan momen peringatan Maulid Nabi untuk mengingatkan kembali para kaum Muslimin terhadap jejak-jejak sejarah Rasulullah SAW.

Dengan begitu, asal-usul peringatan Maulid Nabi dalam sejarah kaum Muslimiin sejak ribuan tahun lalu, berawal dari Dinasti Syiah Ubaidiyah kemudian diadaptasi ke dalam kultur Ahlus Sunnah wal Jamaah oleh Malik Muzaffar dan Sultan Shalahuddin.*** (Pipin L Hakim/Potensi Bisnis)

Halaman:

Editor: Cecep Wijaya Sari

Sumber: Potensi Bisnis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x