Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa Resmi Mundur Setelah Kediamannya Diserbu Para Demonstran

- 11 Juli 2022, 10:29 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Umumkan Pengunduran Diri Pada 13 Juli 2022 Mendatang
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Umumkan Pengunduran Diri Pada 13 Juli 2022 Mendatang /Al Jazeera

 

BERITA KBB - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, mengumumkan akan mundur dari jabatannya pada tanggal 13 Juli 2022. Pengumuman tersebut disampaikan beberapa jam setelah pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi sang presiden.
 
Para pengunjuk rasa melampiaskan kemarahan mereka atas krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka. Mereka juga menggeruduk kediaman Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe di ibu kota Kolombo lalu membakarnya.
 
Baik Perdana Menteri maupun sang presiden tidak berada di gedung pada saat itu. Namun ratusan ribu orang turun orang menyerukan Rajapaksa mengundurkan diri setelah berbulan - bulan protes atas salah urus ekonomi.
 
 
Personel militer maupun polisi tidak mampu menahan banyaknya kerumunan di kediaman persiden pada hari Sabtu 9 Juli 2022 pagi di mana mereka meneriakan slogan - slogan meminta Rajapaksa untuk mundur.
 
“Hari ini adalah hari kemerdekaan bagi saya yang lahir di negara ini, bukan tahun 1948, karena hari ini kita telah berjuang untuk kebebasan kita dari tirani dan para bajingan dan politisi serakah yang telah menjalankan bangsa kita ke titik nol,” ujar seorang pengunjuk rasa seperti dikutip dari Al Jazeera.
 
Setidaknya 39 orang, termasuk dua petugas polisi terluka dan dirawat di rumah sakit dalam protes tersebut, kata sumber rumah sakit kepada Reuters.
 
 
Fernandez dari Al Jazeera mengatakan pasukan keamanan menanggapi dengan gas air mata setelah mahasiswa dan anggota masyarakat lainnya berkumpul di jalan menuju rumah presiden pada Sabtu pagi.
 
“Ada keamanan yang ketat dan kehadiran satuan tugas khusus. Kembalinya benar-benar di atas dengan tabung gas air mata hujan turun untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Ada kekacauan total, hampir terinjak - injak untuk keluar,” ujar Fernandez.
 
Polisi telah memberlakukan jam malam di Kolombo dan beberapa daerah perkotaan utama lainnya pada Jumat malam tetapi mencabutnya pada Sabtu pagi di tengah keberatan oleh pengacara dan politisi oposisi yang menyebutnya ilegal.
 
 
Sri Lanka kehabisan mata uang asing dan harus memberlakukan larangan penjualan bensin dan solar untuk kendaraan pribadi, yang mana ini menyebabkan antrean bahan bakar selama berhari - hari. 
 
Peristiwa luar biasa yang terjadi pada hari Sabtu tampaknya merupakan puncak dari protes damai selama berbulan - bulan di Sri Lanka.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x