Waspada ! Kematian Karena Covid-19 Sudah Melampaui Satu Juta Orang di Dunia

- 29 September 2020, 17:47 WIB
Petugas gabungan memanggul keranda berisi boneka "pocong" saat melaksanakan razia masker di Medan, Sumatera Utara, Selasa 29 September 2020. Razia masker dengan membawa boneka pocong tersebut untuk mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
Petugas gabungan memanggul keranda berisi boneka "pocong" saat melaksanakan razia masker di Medan, Sumatera Utara, Selasa 29 September 2020. Razia masker dengan membawa boneka pocong tersebut untuk mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. /Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/Lmo/foc./

 

 

BERITA KBB – Menurut data dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat (AS), jumlah kematian akibat virus Corona Covid-19 di seluruh dunia telah melampaui satu juta orang. Sedangkan jumlah kasus positif Covid-19 sudah di atas 33 juta pada Senin (28/9/2020).

Untuk jumlah negara dengan kasus terbanyak, AS memimpin dengan lebih dari 7,1 juta kasus dan 205.000 kematian, Brazil telah kehilangan 142.000 orang dengan lebih dari 4,7 juta kasus yang dilaporkan, dan di India lebih dari 95.000 orang meninggal dalam lebih dari enam juta kasus.

Sementara China mencatat sekitar 90.000 kasus dan 4.700 kematian, dan di Turki keseluruhan kasus mencapai 315.800 dengan 8.062 kematian pada Senin. Tak lama setelah jumlah korban meninggal dunia akibat penyakit itu mencapai 1.000.555 orang, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut jumlah besar baru itu merupakan sebuah tonggak yang menyakitkan dan mengatakan itu adalah angka yang mematikan pikiran.

Baca Juga: Soal Penggunaan Masker di Tengah Pandemi, dr Tirta: 'Makan Dulu, Baru Masker!'

Baca Juga: Soal Wajib Pake Masker di Dalam Mobil, dr Tirta: Apa Gak Kasian Sama Polisi Ngecek Satu-Satu?

“Memperhatikan bahwa mereka yang meninggal adalah ayah dan ibu, istri dan suami, saudara laki-laki dan perempuan, teman dan kolega, kepala PBB tersebut mengatakan "rasa sakit telah berlipat ganda dengan kebuasan penyakit ini,” kata Guterres seperti yang dilansir dari ANTARA.

"Bagaimana kamu mengucapkan selamat tinggal tanpa berpegangan tangan, atau memberikan ciuman lembut, pelukan hangat, bisikan terakhir 'Aku mencintaimu'?", kata Guterres.

Menurut dia, penyebaran virus masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, sementara banyak orang telah kehilangan pekerjaan, terganggunya pendidikan, serta banyak lainnya menghadapi pergolakan hidup.

Baca Juga: Soal Kebijakan Covid-19, dr Tirta: 'Ibadah Gak Boleh, Sekolah Gak Boleh, Kok Pilkada Boleh?'

Baca Juga: Tak Hanya Pulau Jawa, Potensi Tsunami 20 Meter Juga Ancam 10 Provinsi Lainnya di Indonesia

Terdapat lebih dari 170 vaksin yang menjadi kandidat untuk penyembuhan Covid-19 yang perkembangannya dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari jumlah tersebut, 142 kandidat vaksin berada pada fase praklinis dan belum diujicobakan pada manusia. Sementara 29 kandidat di antaranya berada di Fase 1 dan diujicoba dalam skala kecil, 18 kandidat berada di Fase 2 dengan peningkatan keamanan, serta sembilan kandidat telah berada di Fase 3 dan diujicoba dengan skala besar. Namun, belum ada vaksin yang disetujui untuk penggunaan umum.

China telah menggunakan vaksin Covid-19 eksperimental pada ribuan orang sejak Juli melalui program darurat, dan saat ini memiliki 11 vaksin dalam uji klinis dan empat di Fase 3.

Baca Juga: Senangnya! Gigi Hadid Dibanjiri Kado Perlengkapan Bayi Istimewa Dari Selebritis Dunia

Dokter Turki pada Senin memberikan suntikan pertama vaksin virus corona kepada petugas kesehatan, ketika Fakultas Kedokteran Cerrahpasa Universitas Istanbul telah memulai uji coba Tahap 3.

WHO memperkirakan vaksinasi luas di seluruh dunia paling cepat dapat dilakukan pada pertengahan 2021.

Sampai vaksinasi yang berhasil dikembangkan dan didistribusikan ke seluruh dunia, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa Vitamin D mampu mengurangi risiko infeksi Covid-19 dan risiko kematian terhadap mereka yang membawa virus tersebut.

Baca Juga: Alhamdulilllah, Uji Klinis fase III vaksin Covid-19 berjalan lancar, vaksin tengah diproduksi massal

"Direkomendasikan bahwa meningkatkan status vitamin D pada populasi umum dan khususnya pasien rawat inap memiliki potensi manfaat dalam mengurangi keparahan morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan penularan Covid-19," berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh 11 peneliti dan dipublikasikan di jurnal sains PLOS One pada Jumat (25/9/2020).

Makanan dengan sumber vitamin D tertinggi adalah ikan, hati sapi, keju, kuning telur. Setiap orang membutuhkan 1.000-1.300 miligram vitamin D setiap hari, menurut WebMD.com. ***

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x