Hukum Membaca Khutbah Terlebih Dulu Sebelum Shalat Idul Fitri, Apakah Diperbolehkan? Berikut Penjelasannya

Berita KBB - Setiap hari Lebaran, seluruh umat Islam disunahkan melaksanakan shalat Idul Fitri pada pagi hari tanggal 1 Syawal di masjid terdekat di wilayahnya masing-masing.

Shalat yang mengakhiri rangkaian takbiran sejak malam hari sebelumnya ini merupakan ungkapan kemenangan Umat Islam yang telah melaksanakan ibadah shaum Ramadhan, memerangi rasa lapar, haus dan hawa nafsu selama sebulan penuh lamanya.

Mendengarkan khutbah menjadi salah satu bagian dari rukun Shalat Idul Fitri. Dilansir situs resmi NU, khutbah dilaksanakan setelah shalat selesai, sehingga jamaah tidak disarankan untuk langsung pulang dan mendengarkan dulu khutbah sampai selesai.

Baca Juga: Wajib Diketahui! 5 Attitude yang Bikin Orang Lain Nyaman Sama Kamu

Dalam literaturnya Pedoman Islam di Indonesia (1990), Hasbullah Bakry menyebutkan, tidak jarang muncul perbincangan di masyarakat agar dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri, khatib membaca dulu khutbah baru kemudian dilanjut shalat, seperti halnya shalat Jumat.

Alasannya, jika khutbah dibacakan terlebih dulu sebelum shalat Id, maka jamaah bisa langsung membubarkan diri. Ada jamaah yang ingin buru-buru pulang dan tak mau ditahan untuk mendengar khutbah, apalagi jika khutbahnya terlalu panjang dan kurang menarik.

Lantas, apakah boleh menukar urutan khutbah dan shalat dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri? Menurut Bakry, karena para ulama sejak dulu hingga saat ini sepakat meneruskan apa yang dilakukan Rasulullah SAW, maka sebaiknya kebiasaan tersebut terus dilanjutkan.

 

Rasulullah SAW sendiri mencontohkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri terlebih dulu, baru kemudian membacakan khutbah. Hal itu juga seperti pada rukun shalat Id yang biasa kita ikuti selama ini.

Baca Juga: 3 Ciri Pria Tidak Tertarik Menjalin Hubungan Serius! Nomor Dua Sering Terjadi

“Kita hendaknya bisa mengatur supaya jamaah jangan bubar duluan, dan juga bisa mengatur supaya khutbah khatib Id jangan terlalu panjang dan cukup menarik,” tulis Bakry.

Selain itu, Bakry menyebutkan, khatib juga harus menghindari sifat mencari muka atau mencari musuh dengan menyinggung pejabat dalam khutbahnya, karena sifat itu dapat menimbulkan rasa tidak suka dari beberapa jamaah.