Heran dengan Hasil Tes Poligraf, Kuat: Saya Sudah Jujur Tak Melihat Tapi di Poligraf Kok Masih Berbohong

- 15 Desember 2022, 23:45 WIB
Heran dengan Hasil Tes Poligraf, Kuat: Saya Sudah Jujur Tak Melihat Tapi di Poligraf Kok Masih Berbohong
Heran dengan Hasil Tes Poligraf, Kuat: Saya Sudah Jujur Tak Melihat Tapi di Poligraf Kok Masih Berbohong /PMJ NEWS
 
BERITA KBB - Terdakwa Kuat Ma'ruf heran dengan hasil tes poligraf yang menyatakannya berbohong tak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J. Padahal ia klaim sudah menyatakan yang sebenar - benarnya.
 
Pernyataan itu disampaikan saat menanggapi kesaksian Aji Febrianto selaku ahli poligraf dari Polri dalam sidang terdakwa pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di PN Jaksel, Rabu 14 Desember 2022.
 
"Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat tapi di poligraf kok masih berbohong," ujar Kuat.
 
 
Sebelumnya, Aji Febrianto mengatakan, berdasarkan tes poligraf, Kuat terindikasi berbohong tidak melihat Ferdy Sambo menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan 14 Desember 2022.
 
Hal itu ia sampaikan dalam sidang terdakwa pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 14 Desember 2022.
 
Awalnya, jaksa penuntut umum (JPU) menanyakan soal skor para terdakwa setelah menjalani tes poligraf.
 
“Tadi saudara menggunakan metode skoring atau penilaian terhadap para terdakwa. Terhadap kelimanya menunjukkan skor berapa?”
 
 
“Macam - macam, bapak FS nilai totalnya minus 8 (bohong), Putri minus 25 (bohong), Kuat Ma’ruf dua kali pemeriksaan, yang pertama hasilnya plus 9 (jujur) dan kedua minus 13 (bohong), Ricky dua kali juga, pertama plus 11 (jujur), kedua plus 19 (jujur), Richard plus 13 (jujur),” ujar Aji.
 
“Dari skoring yang anda sebutkan itu menunjukkan indikasi apa? Bohong, jujur atau antara bohong dan jujur?”
 
“Untuk hasil (+) NDI, tidak terindikasi berbohong,” ujar Aji.
 
“Kalau Sambo terindikasinya apa?”
 
“Minus, terindikasi berbohong, kalau PC, terindikasi berbohong. Kalau kuwat, jujur dan terindikasi berbohong. Jadi mohon izin saudara Kuat kita melakukan dua pemeriksaan dengan isu yang berbeda, ada dua pertanyaan,” ujar Aji.
 
 
“Kalau pertanyaan pertama indikasinya apa?”
 
“Jujur.”
 
“Apa pertanyaannya?”
 
“Untuk saudara Kuat pertanyaannya adalah ‘Kamu memergoki persetubuhan ibu PC dan Yosua?”
 
“Apa jawabannya?”
 
“Jujur.”
 
“Berarti apa?”
 
“Tidak memergoki,” ujar Aji.
 
“Tidak melihat ya?”
 
“Iya,” ujarnya.
 
“Indikasi kedua apa pertanyaannya?”
 
“Untuk saudara Kuat apakah kamu melihat Sambo menembak Yosua? Jawabannya Kuat tidak, itu hasilnya berbohong,” ujar Aji.
 
“Kalau untuk terdakwa Ricky?”
 
“Untuk saudara Ricky pertanyaannya sama kaya Kuat. Hasilnya dua - duanya jujur,” ujar Aji.
 
“Apa pertanyaannya?”
 
“Yang pertama berkaitan dengan saudara Ricky apakah seseorang menyuruhmu mengambil senjata Yosua? Kemudian yang kedua apakah melihat Sambo tembak Yosua?”
 
“Yang pertama indikasinya apa?”
 
“Jujur.”
 
“Kalau misalnya yang kedua?”
 
“Jujur.”
 
“Berarti pak Sambo menembak?”
 
“Ricky tidak melihat Sambo menembak,” ujar Aji.
 
“Si terdakwa Richard?”
 
“Untuk Richard pertanyaannya apakah kamu memberikan keterangan palsu kamu menembak Yosua?”
 
“RE jawab tidak dan jawabannya jujur, RE ini menembak Yosua,” ujar Aji.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x