Rusia Tak Akan Berhenti Hingga Denazifikasi Tuntas, Mengapa?

- 28 Agustus 2022, 16:22 WIB
Rusia Tak Akan Berhenti Hingga Denazifikasi Tuntas, Mengapa?
Rusia Tak Akan Berhenti Hingga Denazifikasi Tuntas, Mengapa? //The Drive
 
 
BERITA KBB - Eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa Rusia tidak akan menghentikan perang walaupun Ukraina membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO. 
 
Pernyataan ini disampaikan Medvedev saat sesi wawancara dengan siaran televisi Prancis, LCI.
 
Menurutnya, walaupun Ukraina membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO, hal itu tidak cukup lagi untuk membangun perdamaian.
 
 
Rencana keanggotaan Ukraina di NATO merupakan salah satu kekhawatiran Rusia yang memicu invasinya. 
 
Namun, pembatalan keanggotaan NATO oleh Ukraina dinilai tidak lagi cukup untuk menghentikan perang.
 
Medvedev menyebut bahwa Rusia tidak akan berhenti berperang sampai tujuan denazifikasi di Ukraina berhasil tercapai. 
 
Rusia menuduh paham neo-Nazi sedang berkembang subur di Ukraina.
 
 
Presiden Vladimir Putin selalu menggunakan alasan ini di berbagai kesempatan untuk membenarkan invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari.
 
Sementara itu, negara - negara barat menganggap tuduhan Rusia tersebut tak berdasar dan menuduh Moskow hanya ingin memperluas pengaruhnya di Eropa Timur.
 
Medvedev juga menyampaikan bahwa Rusia masih terbuka untuk bernegosiasi dengan Ukraina. 
 
Namun, Rusia meminta adanya syarat - syarat tertentu yang harus dipenuhi agar pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dapat terwujud.
 
 
Rusia dan Ukraina telah beberapa kali mengadakan perundingan. Namun, tak banyak kemajuan yang dicapai. 
 
Prospek untuk pembicaraan selanjutnya juga dinilai semakin mengecil.
 
Medvedev juga menyinggung mengenai bantuan senjata dari Amerika Serikat untuk Ukraina pada wawancara tersebut. 
 
Menurutnya, bantuan dari AS masih belum dianggap sebagai ancaman yang substansial bagi Rusia.
 
Peluncur roket HIMARS yang dikirim AS masih belum mampu menggertak Rusia, karena jangkauannya yang masih pendek. 
 
Namun, Rusia akan menanggapi serius jika AS mengirim senjata yang dapat menjangkau wilayahnya.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x