Harga Vaksin Covid-19 Bio Farma Sekitar Rp 200 Ribuan

- 13 Oktober 2020, 14:28 WIB
Presiden Jokowi dan jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu saat berkunjung ke Biofarma, Selasa 11 Agustus 2020*
Presiden Jokowi dan jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu saat berkunjung ke Biofarma, Selasa 11 Agustus 2020* /DOK.Biofarma/

BERITA KBB - PT Bio Farma (Persero) menyampaikan harga untuk vaksin COVID-19 di Indonesia di kisaran Rp200 ribu tidak akan memberatkan pemerintah.

"Kisaran harganya Rp200 ribu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi sperti dikutip dari Antara, Selasa, 13 Oktober 2020.

Menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga 1,96 dolar AS per dosis, Honesti Basyir menyampaikan, sudah dibantah oleh pihak Sinovac, melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma.

Baca Juga: Membingungkan! Dinas Pariwisata Bolehkan Bioskop di Bandung Buka, Dinas Kesehatan Sebut Masih Riskan

Baca Juga: Prabowo Tuding Keterlibatan Asing dalam Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja

"Informasi harga vaksin COVID-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dolar AS per dosis pun tidak tepat," paparnya.

Sebab, lanjut dia, biaya pengirimannya untuk tiap dosisnya sekitar 2 dolar AS. Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.

"Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," kata Honesti.

Baca Juga: Nama Provinsi Jabar Diubah jadi Tatar Sunda, Begini Kata Fadel Muhammad

Baca Juga: Prabowo Bela Demonstran Tolak Omnibus Law: Mereka Bersikap Baik dan Tidak Anarkistis


Dalam surat resmi yang disampaikan oleh Sinovac, Honesti menyampaikan, ada beberapa faktor dalam menentukan harga vaksin COVID-19, salah satunya adalah pada investasi studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.

"Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin COVID-19 tidak dapat disamakan," katanya.

Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin COVID-19 mulai dari bahan baku dan lainnya, ia mengemukakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.

Baca Juga: Ini Faktor Utama Kenapa SBY dan Partai Demokrat Menolak RUU Cipta Kerja Untuk Disahkan

Baca Juga: Momen 1 Tahun Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Buruh dan Rakyat akan Turun ke Jalan Tolak UU Cipta Kerja

Ia menambahkan, BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).

Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini. Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah
mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring.

"Hingga saat ini Uji Klinis tajap 3 berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin
COVID-19," katanya.***

Editor: Ganesha Gautama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah